Terlihat seorang pemuda berpakaian putih dengan tas pinggang yang cukup besar sambil membawa pistol Colt yang di sorban berlari ke arah gang yang sudah retak. Langkahnya terhenti ketika gang yang dilaluinya tertutup karena bongkahan batu, sepertinya karena ledakan yang hebat.
" Ck, sudah kuduga " ucap pria itu sambil mengambil 3 tabung kecil berisi cairan berwarna hitam.
Ia melemparkan ketiga tabung itu sampai pecah semua. Cairan itu melumuri sebagian dari bongkahan batu yang menghalangi jalannya. Pemuda itu mundur beberapa langkah seperti mengambil jarak dari bongkahan batu itu, lalu ia mengacungkan pistol colt sorbannya dan berteriak.
Seketika ia langsung melepaskan peluru dari pistol colt sorbannya, semakin dekat, perlahan timah panas yang di muntahkan dari pistol itu berubah menjadi bola api.. sampai pada akhirnya berubah menjadi api biru ketika menyentuh bebatuan yang telah disiram cairan hitam itu.
Ledakan yang cukup besar disertai api biru yang menyelimuti bebatuan itu membuat pemandangan yang fenomenal untuk sementara. Tak lama kemudian bebatuan tadi sudah menjadi abu ,terbakar oleh api dari cairan Anthrasit bikinan pemuda tersebut. Dengan leluasa si pemuda itu melewati bebatuan yang menghalanginya tadi .
Tak lama melangkah, sudah terlihat 2 orang laki-laki. Salah satunya sudah berumur dan satunya masih muda. Lelaki yang masih muda itu didekati pemuda yang tadi menerobos bebatuan tadi.
" Rans.. " ucap pelan lelaki muda yang tengah sekarat itu, bajunya sudah penuh dengan darah dan robekan.
" Troyas.. bertahanlah.. " ucap pemuda yang bernama Rans tersebut.
Rans mengambil toples kecil , dari dalamnya sudah terlihat benda kental berwarna hijau.
" Makan ini. " ucap Rans sambil menyuapi sesendok ramuan kental yang dijuluki " Cyen-Deoul " nya itu.
Dengan sedikit susah payah, Troyas memakan Cyen-Deoul pemberian Rans, katanya ramuan itu bisa menyembuhkan segala luka luar maupun dalam yang di derita pasukan dalam medan pertempuran.
*Pssssh,,asap timbul dari luka sabitan yang di derita Troyas. Tapi tak menutup semua luka
tersebut. Darah segar masih bisa mengalir walaupun tidak separah tadi..
" Percuma.. pendarahanku sudah total.. " ucap Troyas dengan terengah-engah.
" TIdak .. kau harus bertahan .. " kata Satyr yang sepertinya sudah sadar dari pingsannya itu.
" Terpaksa.. ku ambil keputusan ini " gumam Rans dalam hatinya.
Kemudian Rans menaruh toples yang berisi Cyen-Deoul . lalu mengambil satu toples bening lagi, dari luar tampak benda itu keras, berongga . dan berwarna merah..
" Apa kau sudah gila Rans? Kau mau membunuh Troyas? " Ucap Satyr yang sekarnag sudah duduk setengah tubuh.
" Tidak.. jika ramuan Bya-Tha ku ini bertemu dengan Cyen-Deoul yang sekarang ada di lambung Troyas, maka Bya-Tha ini akan menjadi katalis untuk mempercepat laju efek Cyen-Deoul.. tapi.. " ucap Rans
" Tapi apa? " Tanya Troyas
Rans menghela nafas sebentar, lalu ia berkata " Kau akan mati keracunan Bya-Tha ini jika tidak bereaksi dengan Cyen-Deoul. "
*DEG!
Suasana menjadi tegang. Ini seperti pertaruhan, jika berhasi; maka Troyas akan selamat. Namun bila tidak, Troyas akan mati.
Troyas menelan ludahnya. Ia tampak gugup , tapi ia harus mengambil keputusan.
" Baiklah. Aku akan memakan Bya-Tha itu ! " ucap Troyas dengan mantap.
" hei. Tunggu sebentar, kenapa tidak Troyas memakan Cyen-Deoul dan Bya-Tha secara bersamaan saja? Bya-Tha akan bereaksi dengan Cyen-Deoul kalau saling bertemu bukan? " Tanya Satyr
" Tidak. Cyen-Deoul hanya akan bereaksi jika terkena asam lambung yang ada di perut " ucap Rans sambil menyiapkan Bya-Tha di sendok besinya itu.
" Siap? " Ucap Rans.
" Siap ! " balas Troyas
Troyas pun melahap Bya-Tha yang ada di sendok Troyas dengan cepat. Muka yang yang mengkerut menandakan benda yang dia makan itu terasa amat pahit. Lalu, badan Troyas mulai bergerak kesana kemari, bibir atasnya mengigit bibir bawahnya, seolah ingin menahan rasa teriak. Tak lama kemudian ia berhenti bergerak.. luka yang tadi ada di badannya berasap.. lalu menutup lukanya hingga tak ada luka lagi di tubuhnya.
"Berhasil ! " ucap Rans bangga.
Mereka mulai curiga, sebab Troyas tak bergerak sama sekali, pergerakan untuk nafas saja tidak aada, Rans mulai mengecek detak jantungnya dengan cara menempelkan jarinya ke urat nadi Troyas di leher. Wajah shok terniang di raut muka Rans. Raut muka yang tadinya senang dan bangga, berubah menjadi wajah yang penuh kekosongan.
" Rans.. ada apa? " Tanya Satyr .
" Detak jantungnya.. tak ada,, " ucap Rans perlahan sambil menatap Satyr.
Sementara itu.,
" Lenneth ! Awas sebelah kirimu ! " teriak Shaza.
" URYAAAA !! " teriak rebels yang ada di samping kiri Lenneth dan bersiap-siap untuk menebasnya
*Wuzz ( suara silent shoot Lenneth ).
Dengan mudah Lenneth menggunakan Silent Shootnya dan menumbangkan Rebels yang disamping Lenneth.
"FIRE IN THE HOLE ! Ucap Shaza sambil melempar K-400 ke arah gang tempat Rebels berdatangan.
*DUAAR .
Terlihat beberapa Rebels terkena K-400 itu dan " atraksi " di udara. Tapi Rebels masih berdatangan dari arah gang tempat kami bersembilan lewat tadi.
Shaza lalu berlari ke arah mobil yang sudah meledak tadi dan berjongkok disana untuk perlindungan sambil berusaha untuk menembak Rebels dengan M4A1 nya. tapi peluru dari senjata itu tak ada yang mengenai tubuh Rebels itu.
" Lenneth ! Kemari!! " Teriak Shaza sambil melambai-lambaikan tangan , tanda agar Lenneth ke tempat ini. Tapi tampaknya Lenneth tidak mendengar perkataan Shaza, ia masih terus melakukan Silent Shoot nya ke beberapa Rebels yang jaraknya tidak jauh dari nya, meskipun ia berdiri tanpa adanya perlindungan. Tiba-tiba Lenneth lari ke arah Shaza dan langsung berkata,
" Tidak usah kau mengkhawatirkan nyawaku, aku yang mempunyai nyawa ini, aku yang mengurusnya.. " Ucap dingin Lenneth ke Shaza sambil me reload SSG-69 Sorban nya. lalu ia kembali lari ke arah jalan tadi, dimana tak ada perlindungan sedikitpun. ( nekat bener ni cewe ) Shaza pun sepertinya tidak terlalu memperdulikan ucapan Lenneth, kemudian ia melanjutkan "tembak-tembakan nya dengan Rebels.
*DAR * DAR * DAR * DAR *DAR
2 Rebels berhasil di jatuhkan Shaza, mereka semua tertembak di bagian lutut mereka. Tampak Rebels itu meronta-ronta kesakitan sambil memegang luka nya.
*WUZ *WUZ *WUZ
Tiga tembakan Silent Shoot Lenneth juga tak mau kalah, ia menumbangkan satu Rebels, 2 dari peluru tak mengenai Rebels yang cukup lincah itu, tapi tembakan ketiga tepat mengenai kepalanya..
" Dari mana datangnya Rebels ini ? memang gampang ditumbangkan, tapi kalau jumlahnya sebanyak ini kami berdua takkan cukup untuk melawannya ! " gumam Shaza dalam hatinya sambil terus menerus menembak ke arah Rebels.
*DEG..
" Firasat tak enak apa ini? "..
*DEG *DEG..
" Ck ! Sepertinya akan terjadi sesuatu "..
Jantung Shaza tiba-tiba berdetak begitu kencang, firasat buruk mulai muncul di hatinya..
" RPG-7 Siap Di Luncurkan !!! " Teriak seseorang dari arah gang itu. Nampaknya orang itu adalah Rebels yang bersiap-siap untuk menembakkan RPG, tapi ke siapa? Letak persembunyian Shaza pun cukup tersembunyi, tak mungkin Rebels itu menembak ke arah Shaza, Lalu Siapa?
*LENNETH !
Dengan langkah yang sangat buru-buru, Shaza mengambil bagian sisi kiri pintu mobil yang sudah lepas dan berlari ke arah Lenneth, suara dentuman RPG pun terdengar..
*DZIIING
Mendengar suara yang cukup mencolok itu, Lenneth menyadari kalau dia diincar RPG-7 yang tengah melaju ke arahnya, Lenneth makin kaget ketika ia sadar Shaza menggendongnya dengan tangan kanannya, lalu menaruh Lenneth di pundaknya dan membawanya jauh dari sana, akan tetapi jangkauan ledakan RPG-7 itu cukup besar, tak akan mungkin bisa lari dari jarak yang sedekat itu.
*DUAAAAR .. Missile RPG meledak tepat di tempat yang di tuju, mengakibatkan ledakan yang cukup besar dan asap yang menyelimuti.
Terlihat sosok pria yang tengah berlutut dengan sisi pintu kiri mobil yang di pegang erat ke depan, tampilan gosong menyelimuti bagian depan pintu tersebut. Di belakang pria tersebut, juga terlihat sosok wanita remaja yang terkapar dengan tangan kanan memegang senjata Sniper yang di sorban.
" hah hah.. hah.. " ucap pria itu, nampaknya ia kelelahan berlari dari jarak yang lumayan jauh dengan kencang dan menahan ledakan RPG-7 .
" IDIOT ! " teriak wanita yang di belakang pria itu, wanita yang tadi terkapar sekarang sudah berdiri setengah badan.
" Lenneth.. " ucap pria itu dengan nada pelan..
" KAU .. KENAPA? KAU MASIH PUNYA TEMAN ! KAU MASIH PUNYA ORANG YANG KAU SAYANGI UNTUK KAU LINDUNGI ! KAU MASIH PUNYA KELUARGA !! KENAPA KAU MEMPERTARUHKAN NYAWA HANYA UNTUK AKU.! AKU INI HANYA SEBATANG KARA !! AKU TAK PUNYA KELUARGA ! AKU TAK PUNYA TEMAN ! KENAPA KAU MENYELAMATKAN AKU HAH? KENAPA? " Teriak Lenneth dengan penuh amarah.
" Karena.. kita adalah teman.. " balas Shaza singkat.
Mendengar hal itu Lenneth mengambil langkah mundur selangkah, tatapannya seolah kosong, dan tak percaya
Sumber Yang Buat Cerita